AKSI KACER JOYOBOYO SAAT DI TREK BERSAMA

DWI JALU SF

Ini Trik Agar Kacer Joyoboyo Tetap Prima Walau Lama Tidak Digantangkan

Ditengah pandemi Covid-19 ini tentunya tak sedikit para kicau mania yang mengalami problem pada gacoannya lantaran tidak pernah digantangkan. Kebanyakan kasusnya mulai over birahi atau yang lebih gawatnya tidak mau bongkar materi meskipun di trek.

Untuk mengatasi agar burung tetap dalam kondisi prima para kicau mania melakukan berbagai hal. Demikian juga seperti Dwi sang komandan dari Jalu SF yang sedang menstabilkan salah satu gacoannya kacer Joyoboyo lewat beberapa trik.

 

 

WASPADA dengan produk yang logonya MIRIP, dibaca/dilafalkan dengan cara yang SAMA, tetapi BUKAN produk yang dikeluarkan TOPSONG. Lihat selengkapnya DI SINI.

 

Untuk extra fooding hariannya, Joyoboyo masih tetap memberikan jangkrik 5 ekor di pagi dan sore hari. Untungnya, burung yang sudah menjuarai beberapa even akbar ini tak mengkonsumsi kroto sehingga birahinya tidak mudah naik.

“Extra fooding lainnya seperti ulat hongkong putih sebanyak 5 ekor yang biasanya diberikan saat hari H atau mau digantangkan dihapus. Jadi kalau bisa untuk pemberian EF harus diatur agar burung tidak gampang naik birahinya, tapi jangan dikurangi terlalu banyak takutnya malah muncul masalah lainnya,” ucap Dwi Jalu.

 

DWI JALU (BERTOPI ATAS) SEDANG MEMANTAU GACONYA SAAT ACARA NGETREK BARENG

 

Untuk mandinya, karena Joyoboyo terbiasa mandi sebelum digantang jadinya harus disesuaikan waktunya yakni di hari Minggu. Mandinya pun cukup unik karena tidak memakai kerambah. Mandi Joyoboyo diberlakukan bak cendet yakni disemprot hingga basah kuyup.

“Mandinya juga harus tetap rutin sesuai settingan awal walau tidak digantangkan karena burung akan gampang turun birahinya jika terkena air. Sedikit catatan walau gaco terlihat OB kalau bisa jangan sampai terlalu sering dimandikan, biasanya akan ada masalah dibagian bulunya jika burung terlalu sering dimandikan diluar jadwalnya,” bebernya.

 

PARA KOMUNITAS DAN PECINTA KACER MANIA WILAYAH PARE, JOMBANG DAN KEDIRI

 

Namun masalah akan kembali muncul saat burung secara insting alaminya melakukan bongkar materi atau sedang naik birahi tarungnya. Jika dibiarkan tanpa ada perlawanan biasanya burung akan nakal dan tingkahnya menjadi agresif.

“Meskipun semua settingan sudah dibuat rendah, namun suatu saat pasti gacoan akan memperlihatkan gaya atau materinya. Ini pertanda burung sedang naik birahi tarungnya dan cara jitu untuk mengatasinya tak lain mengetreknya dengan burung yang tidak serumah alias belum pernah dijumpai,” jelasnya.

 

Hari ini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

Untuk mengatasi hal itu, Dwi yang juga owner dari gantangan Kunjang BC, Kediri ini mempersiapkan acara ngetrek bersama dengan beberapa para komunitas kacer di wilayah Pare, Jombang dan Kediri. Acara ngetrek bersama di Kunjang BC pada Minggu (03/05) kemarin dibatasi hanya 15 burung saja setiap kali naik dan mengikuti protokol kesehatan.

“Kebetulan beberapa komunitas serta beberapa pecinta kacer lainnya meminta untuk melakukan ngetrek bersama. Saya pun memperbolehkannya namun dengan catatan hanya sekali dan bukan dijadikan agenda rutin, syarat wajibnya juga harus mengikuti protokol kesehatan seperti memakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak saat masuk gantangan. Acara ngetrek bareng ini saya beri waktu cuma 1 jam saja, dimana mulai pukul 15.30 dan berakhir 16.30,” tegas Dwi. [SINGGIH, WAWA]

 

DIBATASI !! MAKSIMAL HANYA 15 BURUNG

 

TETAP JAGA JARAK

 

Yang di desa, di kota. Yang ikut lomba atau sekadar didengar suaranya di rumah. Dari generasi ke generasi sudah memakai TOPSONG.

 

KATA KUNCI: dwi jalu sf kacer joyoboyo

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp