BANG BOY DAN ROBBY DODA (Ilustrasi, bukan foto di DKI Cup, dok. Ikrom/mediabnr)

DKI CUP JAKARTA

Tidak Kondusif di Kelas Murai Batu, Benarkah Karena Robby Doda, Cek Faktanya

Beberapa hari yang lalu, Bang Boy mengunggah status yang cukup keras, “menyarankan” Robby Doda untuk tidak datang lagi ke lomba-lomba BnR. Sebelumnya, di medsos bersliweran kabar situasi yang tidak kondusif murai batu di DKI Cup.

Burungnews mengkonfirmasi kepada Bang Boy dan Robby Doda. Berikut rangkumannya.

 

 

BUKAN EMOSI SESAAT

Kepada Bang Boy, ditanyakan apakah status “larangan” untuk Robby Doda itu hanya emosi sesaat saja. Bang Boy memastikan bahwa itu betul-betul sudah jadi keputusan yang matang, bukan karena emosi sesaat, dan tidak akan berubah lagi.

 

 

 

PREMANISME UNTUK INTERVENSI JURI

Menurut Bang Boy, situasi yang tidak kondusif terjadi karena sekarang mulai ada premanisme yang masuk ke lomba burung. Itu yang tidak boleh terjadi lagi. Menggunakan cara-cara preman, mencoba mengintervensi juri dengan marah-marah sambil mabuk, dan semacamnya.

Ditegaskannya,  siapa pun tidak ada yang boleh intervensi juri BnR. “Bahkan saya sendiri, Boy,  juga tidak boleh. Juri itu mandiri, punya hak dan kewenangan dalam membuat keputusan yang tidak bisa diganggu-gugat. Pertanggungjawabannya berat, karena langsung kepada Tuhan. Jadi saya percaya, dalam memutuskan mereka juga tidak akan main-main. Sebelumnya juga sudah disumpah kan. Sumpahnyai itu langsung kepada Tuhan.”

 

MABUK DAN RICUH, BISA DIPOLISIKAN

Mengantisipasi kejadian agar situasi tidak kondusif yang mengarah anarkis agar tidak kembali tejadi, Boy mengaku akan mengkajinya bekerjsama dengan kepolisian.

“Beda pendapat dengan juri, merasa kecewa dengan hasil keputusannya, lalu mengajukan keberatan atau pertanyaan, itu boleh-boleh saja, itu bagian dari hak peserta. Yakinlah, kalau semua itu dilakukan dengan cara yang baik, pasti kami, juga EO lainnya, akan melayaninya dengan baik.”

Namun bila itu dilakukan dengan cara yang kurang baik, memaksakan kehendak, apalagi mengarah pada premanisme dan memprovokasi keributan, ada pengaruh alkohol sampai mabuk, tentu itu hal yang bisa bersinggungan dengan masalah hukum.

Karena kegaduhan sekecil apa pun, apalagi kalau sudah mengarah ke anarkisme, apa pun alasannya, pasti akan dilawan oleh semua kicaumania. Yang dirugikan itu semua kicaumania.

“Bukan berarti kami mengklaim menjadi yang terbaik, tidak. Kami hanya selalu berusaha bisa menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Tentu saja, semua itu akan berjalan kalau didukung juga oleh para kicaumania. Sederhana saja, kalau ke lomba ya mbokyoa yang tertib, saling menghargai dengan kami baik panitia mapun team juri.”

Boy menambahkan bagi yang punya kebiasaan atau hoby mabuk, dirinya sebenarnya juga tidak bisa melarang, itu menjadi ranah pribadi selama dilakukan pada tempatnya. “Mau mabuk-mabukan sepuasnya, silakan saja asal pada tempatnya. Dan tempatnya itu jelas dan pasti bukan di lokasi lomba burung. Ke depan di BnR akan ada tambahan lagi aturannya, larangan mabuk di lokasi lomba.”

 

TIDAK COCOK, TIDAK PERLU DATANG KE BnR

Pesan yang secara tersurat ditujukan kepada Robby Doda itu, menurut Boy secara tersirat juga berlaku umum untuk semua kicaumania. “Sebenarnya sederhana saja. Kalau sudah merasa tidak cocok dengan BnR, apa pun alasannya, mungkin jurinya dinilai tidak jujur, bego, budeg, apa lah pokoknya adanya hanya jelek dan jelek, ya sudah tidak perlu datang ke lomba-lombnya BnR. Daripada datang malah hasilnya bikin kecewa, jadi marah-marah, dan akhirnya berimbas juga ke yang lainnya.”

Menurut Boy, hal yang sama sesungguhnya juga berlaku pula di EO lainnya. “Kalau Anda, siapa pun itu, sudah merasa tidak cocok dengan BnR, atau EO A, B, C dan seterusnya, ya sebaiknya tidak usah datang ke situ. Kan banyak pilihan, bisa D, E, dan seterusnya. Jadi kenapa harus ribet dan pusing.”

 

Mau cari solusi, serahkan pada ahlinya. LEMAN'S, ahlinya penyakit burung. Dengan formula + vitamin, selain tuntas dan cepat menyembuhkan beragam penyakit, juga membantu memulihkan kondisi burung kembali bugar dan vit. Pastikan Anda selalu menyimpannya, jangan tertinggal, sudah banyak yang membuktikannya.

 

 

 

PEMAIN LAMA BnR

Siapa Robby Doda. Kepada burungnews, dia menyebut sebagai pemain lama di BnR. “Sebenarnya bukan hanya di BnR, jauh sebelum ada BnR saya sudah main burung, sejak masih bujang, ketika adanya baru PBI. Hanya ketika menikah, sempat berhenti untuk waktu yang lama. Lalu main lagi setelah anak ke-3 saya sudah cukup besar.”

Secara pertemanan, Robby juga menyebut hubungannya dengan Bang Boy sangat baik. “Berteman cukup dekat bahkan seperti saudara dengan Bang Boy, juga punggawa BnR lainnya seperti Herry IP.”

Ganjalan mulai dirasakan sejak event yang digelar sebelum lebaran di Tangerang. Robby merasa ada yang tidak wajar, karena seperti ada pengistimewaan kepada burung milik orang tertentu. Misalnya, burung yang tidak layak, jadi bisa layak.

Robby lantas mengunggahnya dalam status di face book. Ramai lah tanggapan. “Bang Boy lalu telepon, panjang... salah satu yang dia janjikan, mau ada pembersihanlah kalau nanti memang terbukti.”

 

KE DKI CUP, KARENA DIUNDANG

Robby mengaku awalnya sudah tidak akan datang lagi ke event BnR, termasuk DKI Cup. Namun diundang secara langsung, baik melalui telepon, juga diunggah melalui facebooknya Bang Boy.

“Jadi melalui telepon, juga dalam unggahan di facebook, kan jelas ditulis. Saya diminta datang ke DKI Cup, ketemu dengannya, bisa ngopi dan seterusnya. Biar segala yang menyesakkan bisa kembali lega, kembali jadi sahabat dan saudara seperti sebelumnya. Kira-kira begitu intisarinya.”

Robby lantas memesan tiket, tapi yang BoB tidak kebagian. Ikutlah di tiket 300, 500, dan 800 ribu. “Kalau status terkait kelas BoB, jelas bukan membela burung saya, karena tidak main. Itu murni kritik untuk penjurian dan membela burung lain milik siapa pun yang secara fakta lapangan lebih bagus.”

 

TANYA BAIK-BAIK

Di sesi awal tiket 300 ribu, jago yang diturunkan Robby kerja cukup baik. Tapi sempat turun atau nebok. “Burung turun, langsung kena bendera diskualifikasi besar. Saya menahan diri tidak protes, walaupun mestinya pakai semacam bendera peringatan dulu. Tapi ya sudahlah, memang burung turun, saya juga tahu itu, mau bagaimana lagi. Belum nasib baik pikir saya.”

Di sesi ke dua, tiket 500 ribu, Robby kembali menurunkan jagoannya. Burung tampil baik, tapi ia melihat gelagat tidak beres. Dalam pandangannya, para juri seperti mengabaikannya, setiap kali di sekitar burungnya hanya melewati saja. Nominasi pun lepas.

“Saat itu saya masuk ke ruang juri. Saya tanya baik-baik. Saya tegaskan lagi, saya tanya baik-baik saja waktu itu. Pertanyaanya, burung milik saya itu kurang apa, kenapa lepas dari perhatian. Lalu dijawab oleh si juri dengan nada yang sangat tidak enak, “tanya ke IP!”. Nah dari situlah saya jadi emosi lalu marah-marah.”

 

DIBENTAK DULUAN

Saat keluar dari ruang juri, Robby berpapasan dengan Herry IP. Saat itulah menurut Robby, Herry langsung membentaknya. “Ngapain kamu marah-marah, bikin malu saja,” ujar Robby mencoba menirukan bentakan Herri.

Robby mengaku  tidak terima dibentak oleh Herry, sehingga balas membentak. “Saya bahkan juga sempat menendang kursi. Setelah itu, banyak orang datang mendekat mencoba melerai kami berdua.”

 

FAKTA JANGAN DIPELINTIR

Setelah kejadian itu, Robby masih di lapangan, masih sempat menurunkan di sesi berikutnya yang tiket 800 ribu. Burung miliknya disebut kerja bagus, dapat nominasi.

“Banyak yang menyebut burung saya seharusnya layak masuk 3 besar. Tapi saya memilih untuk menerima saja, tidak mau protes lagi. Setelah itu, saya pun pulang.”

Berikutnya setelah di rumah, Robby mengaku kaget dengan kabar yang bersliweran di jagad maya. Banyak yang menurutnya tidak sesuai fakta. “Misalnya disebut saya membentak, padahal kan hanya merespon, karena dibentak lebih dulu.

Robby disebut juga mau melempar kursi. “Menendang kursi iya, itu luapan emosi daripada menyerang orang kan lebih baik diarahkan ke benda mati. Sama sekali tidak melukai atau membuat orang lain terancam. Tidak mungkinlah saya sampai angkat kursi, lalu diarahkan untuk mengancam Herry, misalnya. Tidak benar pula disebutkan saya mengeluarkan ancaman nanti kalau pulang di jalan ada apa-apa dan semacamnya. Jadi tolonglah, tidak perlu fakta dilebih-lebihkan hanya buat membela diri, apalagi sampai diputarbalikkan.”

Robby mengaku kenal cukup lama dengan Herry IP. “Kalau Herry sudah lama main murai saya juga sudah lama sekali, sejak bujang, sejak sama-sama lombanya baru di PBI dulu. Memang, sampai sekarang saya belum jadi bakul murai.”

Roby mengaku anak buahnya ada yang mabuk dan sempat marah-marah di ruang juri. “Tapi sungguh saya tidak nyuruh, itu spontan saja namanya anak buah pengin ikut membela. Setelah itu juga saya marahi dia. Tapi ingat, ia hanya ngomong saja, nyerocos begitu. Sama sekali tidak sampai menyentuh siapa pun. Apa pun, untuk yang ini saya minta maaf kepada siapa pun yang merasa terganggu.”

 

TIDAK LOMBA DI BnR, TIDAK MASALAH

Robby tidak mempermasalahkan pesan yang memberikan saran supaya dia tidak perlu ikut lomba lagi di BnR. “Tidak ada masalah, bahkan sesungguhnya ke DKI Cup saya tidak akan main, kan karena diundang, diminta dan datang dan menemui bang Boy, saya akhirnya datang.”

Setelah peristiwa ini, Robby pun mengaku tidak akan menjilat ludahnya sendiri. “Saya juga sudah janji tidak hanya ke Bang Boy, tapi juga kepada semua orang, tidak akan lagi menginjakkan lagi kaki saya ke lomba-lomba BnR. Mohon diingatkan kalau suatu saat saya lupa.”

 

 

Robby mengaku tidak pusing karena masih banyak pilihan EO lain yang bisa ia ikuti, baik di seputaran Jakarta atau melawat jauh ke luar kota. “Saya bisa leluasa memilih lomba-lomba lainnya. Saya bisa lomba ke mana saja saya suka.”

 

TIDAK PERNAH “MAIN” JURI, MENANG TIDAK PERNAH DIPROTES

Robby mengklaim, selama lomba burung, tidak pernah main titip-titip ke siapa pun. “Saya lomba ya lomba saja, beli tiket, gantang, pantau. Bisik-bisik, main kedip mata, apalagi mengkondisikan di depan sebelum lomba, entah dengan cara nelpon, wa, dan cara lainnya. Bisa cek ke siapa pun, ke Bang Boy misalnya, ke pemain lain, atau ke juri-juri semua EO. Kalau pesan, hanya satu, kalau memang layak ya layak, kalau tidak layak ya jangan.”

Itu sebabnya, setiap kali burung miliknya menang, Robby juga mengklaim tidak pernah ada yang protes. “Karena burung memang layak menang. Kalau tidak layak, saya juga tidak mau dipaksakan menang, atau sekadar juara 2, 3, dan seterunya pun kalau tidak layak ya tidak mau, malu lah. Kan sekarang orang juga pada tahun mana burung yang layak juara dan yang tidak atau belum layak.”

 

Sssttt.. jangan lupa, segera dapatkan LEMAN'S, ahlinya mengobati beragam penyakit burung sekaligus mempercepat pemulihan dengan formula + vitamin. Cek di baner di bawah ini, nomor yang bisa dihubungi bila di kios terdekat belum tersedia, bisa pula dipesan melalui Tokopedia dan Bukalapak. Mudah kan?

 

KATA KUNCI: dki cup data juara dki cup bang boy robby doda

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp