KACER DALAM PIPA PRALON (dok. tribunjatim.com)

Dimasukkan Pipa Pralon, Penyelundupan Kacer di Bandara Juanda Digagalkan

Sebelas burung kacer yang hendak diselundupkan dari Malaysia digagalkan petugas Balai Karantina Pertanian di Bandara Juanda Surabaya, Kamis 26 April menjelang dini hari. Burung yang dimasukkan dalam pipa PVC itu, 4 di antaranya sudah mati.

Sebagaimana dilaporkan Tribunjatim.com, petugas menyitanya dari penumpang berinisial YX (45). “Petugas hanya mengamankan burungnya untuk dikarantina,” ujar M. Musafak, Kepala Kantor Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya.

Menurut Musafak, burung kemudian dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dari laporan yang ditayangkan Tribun, burung-burung yang diselundupkan ini, diduga hendak dipelihara sendiri.

 

 

PIALA PAKUALAM JOGJA, 6 MEI 2018. Tropinya mewah, pakemnya mengedepankan materi dan kualitas burung, hadiahnya UTUH berapa pun peserta, selalu memberikan nuansa dan warna baru.

Berpartisipasi di sini, berarti ikut berperan dalam pelestarian burung.

 

Penelusuran burungnews, penyelundupan burung dari Malaysia bukan hal baru. Biasanya lebih banyak melalui jalur laut, dikirim ke kepulauan Riau atau Batam. Dari sana, burung-burung itu baru diedarkan ke daerah lain di Indonesia.

Pada bulan Januari yang lalu misalnya, BBC Indonesia juga melaporkan bila Otoritas Penjaga Pantai Malaysia menangkap 4 WNI yang hendak menyelundupkan sekitar 300 burung ke Indonesia. Sementara sejak 2016, penegak hukum Indonesia setidaknya sudah 4 kali menangkap warga negara Malaysia yang hendak menyelundupkan burung ke Indonesia melalui kepulauan Riau dan Batam.

Di Sumatera sendiri, yang merupakan habitat kacer dada putih atau koci, sudah sulit didapatkan di alam bebas. Karena kebutuhan jenis ini masih besar, juga jenis murai batu, maka penyelundupan tetap marak.

Sumber burungnews yang menolak disebut namanya menyebutkan, bahkan berani menyimpulkan bila burung-burung jenis kacer dada putih yang saat ini beredar di pasaran Indonesia, adalah burung kiriman dari Malaysia.

 

BREEDING ATAU PENANGKARAN AKAN SEMAKIN BERPERAN SEBAGAI PENSUPLY BURUNG LOMBA. Topsong peduli dengan breeding, hingga mengeluarkan produk khusus TOPSONG BREEDING, pakan yang sesuai dengan kebutuhan indukan dan anakan. Produksi indukan tetap lancar miskin sedikit atau bahkan tanpa EF seperti jangkrik dan kroto. Anakan sehat, tidak mudah mati, dan cepat besar. HOTLINE 0813.2941.0510

 

Sebenarnya, sebagian kicaumania di Indonesia mulai sadar untuk memilih memelihara burung-burung hasil breeding yang ditandai dengan adanya ring di kakinya, dan mulai meninggalkan burung-burung hasil tangkapan alam. Breeder burung seperti jenis murai batu, anis kembang, cucak rawa, kacer, hingga jenis burung kecil seperti pleci, branjangan, dan kolibri juga semakin banyak.

Terkait dengan jenis kacer, organisasi yang secara reguler menggelar kontes seperti PBI juga sudah mewajibkan setiap lomba harus membuka kelas Kacer Ring, meskipun kelas kacer non ring masih ada. Sementara, jenis burung yang benar-benar wajib ring dan tidak boleh ada non ring, adalah anis kembang, cucak rawa, dan murai batu.

PBI juga sudah beberapa tahun ini membuka program melepas liarkan burung ke alam bebas, bersamaan dengan itu juga mengajak dan mendidik masyarakat sekitar untuk menjaganya. Jenis burung yang sudah mulai dilepasliarkan, yaitu anis merah dan kacer. Kelak, setelah berkembang biak, masyarakat boleh memanfaatkan atau memanen tapi secara bijak, dengan tetap memperhitungkan kelestariannya. (Baca: Mereka Berani Bertaruh Nyawa Demi Kelestarian Burung di Alam Bebas)

 

BERITA TERKAIT:

TRIBUN: Burung Asal Malaysia Dijejalkan di Pipa dan Diselundupkan Via Bandara Juanda, KLIK DI SINI

BBC.COM: Indonesa ‘Pasar Besar’ Satwa Liar, Penyelundupan Burung dari Malaysia Terus Terjadi, KLIK DI SINI

 

BERITA LAINNYA

KATA KUNCI: mereka berani bertaruh nyawa demi kelestarian burung di alam bebas penyelundupan burung dari malaysia

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp