DAYUN DI DEPAN KIOSNYA, SETELAH ADA CORONA TIDAK KELILING LAGI

DAMPAK COVID 19, #1

Bagaimana Kondisi Pasar dan Kios Burung?

Dampak wabah corona terhadap ekonomi masyarakat sudah langsung terasa. Pun dengan masyarakat yang pekerjaannya terkait dengan hobi burung. Bagaimana dengan para pedagang di pasar burung maupun kios di luar pasar?

Burungnews mencoba menelusuri para pelaku di pasar burung Depok Solo, Klaten, Bandung, hingga Jakarta. Kabar baiknya, secara umum perdagangan masih berjalan relatif normal. Ada beberapa komoditi yang menurun memang. Ada juga yang sudah surut jauh sebelum muncul wabah corona.

 

 

Hari ini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

Klowor, salah satu pedagang di pasar burung Depok Solo mengungkapkan, keadaan di pasar sempat sepi setelah kota Solo dinyatakan KLB. “Pertengahan Maret terasa betul, tapi sekarang sudah berangsur normal, bisa dikatakan sudah seperti sedia kala sebelum ada wabah corona,” jelasnya.

Untuk kios milik dia sendiri, disebutnya juga masih cukup lancar. “Kalau punya saya Alhamdulillah masih jalan, masih bisa kirim-kirim burung ke berbagai daerah.”

Klowor juga melihat pada pedagang lain di sekitarnya masih tetap berjalan seperti sebelumnya. “Apalagi untuk yang jual pakan, obat, vitamin, itu kan kebutuhan pokok. Sangkar juga masih laku saya lihat masih banyak pengunjung yang keluar nenteng sangkar baru.”

 

JUALAN ONLINE, DARI RUMAH PUN OKE. BIANGNYA PASAR BURUNG SEPI?

 

Meskipun begitu, Klowor mengatakan secara umum kondisi pasar memang sudah tidak seramai dulu sebelum jaman online. “Pasar sudah tidak lagi jadi pusatnya para pedagang dan pembeli lagi. Mungkin terasa bagi yang jualan burung secara ketengan atau eceran. Kalau yang grosiran seperti saya masih relatif jalan dengan baik.”

Jaman pasar burung masih berjaya itu, terutama hari Minggu, orang mau jalan kaki di sekitar pasar saja sulit, penuh sesak. Transaksinya juga besar. “Sekarang kan banyak kios yang tidak buka. Jadi sebelum ada wabah corona, memang sudah berkurang jauh ramainya.”

 

Apapun problem "bunyi" pada burung Anda, dari mulai MACET sampai hanya mau tampil angot-angotan, berikan MONCER-1, tunggu beberapa hari, langsung JOSS.

 

Kami lantas mencoba menghubungi Dayun, salah satu pemilik kios yang cukup besar, tepat di depan pasar hewan Plembon, Klaten. Selain mengelola kios, Dayun juga kelilingan mengantarkan berbagai kebutuhan hobi burung. Tak hanya di Klaten saja, tapi juga sampai merambah Yogyakarta.

“Alhamdulillah kalau dagangan di kios sih sejauh ini masih lancar-lancar saja. Kebutuhan pakan, vitamin, obat, EF seperti jangkrik, kroto, masih stabil. Harga pun juga masih normal.”

 

Yang di desa, di kota. Yang ikut lomba atau sekadar didengar suaranya di rumah. Dari generasi ke generasi sudah memakai TOPSONG.

 

Dayun hanya sudah tidak keliling lagi. “Lah di mana-mana pada lokdon, ya istirahat dulu kelilingnya. Saya tidak tahu pasti apa kios-kios yang biasa saya setori tutup atau buka. Faktanya, dulu kalau barang habis mereka suka telpon menita dikirimi, sekarang setelah lebih dua pekan saya tidak keliling, juga belum pada telpon minta barang.”

Untuk permintaan sangkar, diakui Dayun memang menurun. Dayun juga merangkai sangkar rumahan. Dalam situasi normal sebelum ada wabah corona, Dayun menjual sangkarnya dalam kondisi mentah, baik secara eceran di kiosnya maupun digrosirkan dengan mengirim ke banyak kios lain di Klaten dan Yogyakarta.

 

KIOS BGZ JAYA WONOSOBO. PENJUALAN SANGKAR MALAH MENINGKAT

 

Kondisi sedikit berbeda terjadi di Wonosobo, tepatnya di kios BGZ Jaya. Menurut Deva, sang pemilik, belakangan ini omzet di kiosnya justru ada peningkatan. Menariknya, peningkatan penjualan justru terjadi pada sangkar.

“Kalau dari pakan dan semacamnya stabil. Peningkatan justru dari penjualan sangkar. Entahlah, mungkin karena para penghobi banyak di rumah jadi malah fokus merawat termasuk mencoba setingan dengan sangkar baru.”

Bagaimana dengan pasar Sukahaji di Bandung? Pasar ini sempat ditutup, namun hanya sampai 9 April saja. Karena permintaan tetap tinggi, akhirnya para pengurus pasar bisa mengajukan untuk dibuka lagi, dengan syarat mengikuti protokol kesehatan.

“Kami para pedagang, juga para pengunjungnya, wajib memakai maskter. Kami juga harus menyediakan banyak fasilitas untuk cuci tangan atau hand sanitizer,” terang Ayik Gendut, salah satu pedagang.

 

WASPADA dengan produk yang logonya MIRIP, dibaca/dilafalkan dengan cara yang SAMA, tetapi BUKAN produk yang dikeluarkan TOPSONG. Lihat selengkapnya DI SINI.

 

Sementara Zamzam, salah satu pengurus Oriq Jaya Indonesia menjelaskan, penjualan sangkar Oriq baik secara eceran di pasar Sukahaji maupun yang di kirim secara grosiran ke daerah-daerah juga masih tetap berjalan.

“Memang dibanding sebelumnya, ada penurunan, tapi tidak terlalu signifikan. Tentu saja, kami semua berharap agar situasinya segera pulih lagi, normal lagi seperti sedia kala.”

 

KIKI ORIQ BERSAMA ONE-D, ADE JALAL, DAN ZAMZAM. PENGIRIMAN SANGKAR MASIH LANCAR

 

Nah, akhirnya kami menghubungi H. Dodot, salah satu tokoh perburungan nasional yang juga pemilik kios di Pasar Pramuka, Jakarta. Pasar Pramuka pernah dikenal sebagai barometernya pasar burung di tanah air

“Sekarang, kondisi pasar burung Pramuka sudah seperti mati segan, hitup tak mau. Namun, ini sudah cukup lama terjadi, jauh sebelum ada wabah corona. Sekarang semakin menjadi-jadi karena Jakarta kan salah satu episentrum atau pusat penularan ya, jadi orang banyak takut keluar rumah,” ujarnya mulai menjelaskan.

 

Sebagai obat, terbukti efektif. Sudah sering mampu mengatasi kondisi kritis, apalagi cuma sakit "biasa". Di saat perubahan musim dari kemarau menuju penghujan seperti sekarang, juga sangat baik untuk mencegah dan menjaga agar burung tetap sehat dan selalu dalam kondisi fit, siap tempur. Bisa diberikan secara rutin 2-3 hari sekali sesuai kebutuhan. LEMAN'S, satu-satunya obat burung dengan formula + vitamin.

Lemans bisa dibeli lewat bukalapak, tokopedia, atau hubungi 08113010789, 0822.4260.5493 (Jatim Tapalkuda), 0813.2880.0432 (Jogja dan sekitar), 0815.4846.9464 (Solo Raya dan sekitar), 0813.2799.2345 (Banyumas dan sekitar)

 

Banyak hal yang menjadi sebab sepinya pasar burung, baik Pramuka maupun di tempat lainnya. “Salah satunya yang paling utama menurut saya sejak musim online. Itu terasa sekali. Sekarang di pasar yang masih bertahan kan jual kebutuhan pokok penghobi, mulai pakan, vitamin dan obat, hingga sangkar.”

Untuk penjualan burung, yang dilihat Dodot masih bisa jalan relatif baik yang grosiran. “Kalau yang jual burung ketengan atau eceran sudah tidak seperti dulu lagi. Pembelinya berkurang jauh. Kios juga banyak yang tutup. Dulu kami jam 18an menjelang gelap baru mau tutup, sekarang jam 16-an sudah mulai tutup kios,”

Bagaimana dengan para pekerja hobi terkait lomba burung, mulai para juri, hingga EO dan pekerjaan terkait, juga para breeder? Ikuti terus ulasan berikutnya di bagian #2 [maltimbus]

KATA KUNCI: dampak covid-19 peduli covid-19 pedagang burung kios burung pasar burung musim on line

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp