AGUNG TATTO, CH WS, DAN & TROPI BALI VAGANZA

BALI VAGANZA, #11

Sempat Ngambek Setahun, CH WS Makin Bersinar Terang, Nyaris Hatrik

Bicara soal cucak hijau Bali, hampir pasti harus mengingat nama Agung Tatto dengan legendanya waktu itu, Histeris. Benar-benar legendaris, tak pernah lepas dari juara di banyak event akbar nasional, termasuk Piala Raja Yogyakarta.

Namun, setelah era Histeris, cukup lama Agung Tatto belum bisa menemukan penggantinya. “Ada beberapa kali beli jago baru, secara materi oke, saya anggap masuk kriterianya, tapi soal menampilkan di lapangan itu beda cerita. Tak semudah itu,” ujarnya kepada burungnews di sela-sela event Bali Vaganza, Minggu 13 Desember 2020.

 

 

Hari gini belum pakai TWISTER? Segera merapat di kios-kios / agen terdekat, bila belum ada mintalah untuk menyediakan, biar Anda dan para kicau mania lainnya lebih mudah mendapatkannya. Coba dan buktikan kualitasnya, dan berikan respon melalui hotline 08112663908.

 

Di sini, Agung menurunkan kembali cucak hijau yang digadang-gadang bisa membuat dirinya kembali bersemangat turun ke lapangan. Tak hanya di Bali saja, tapi juga jauh sampai ke Jawa atau pulau lainnya.

WS namanya, penampilannya cukup apik, kendati diakui belum sampai pada top perfomnya. Rajin, lagu yang digelontorkan kristal dan keluar panjang-panjang. Bulunya sudah sampai bergetar alias jamtrok.

“Sudah bagus, setidaknya dibandingkan lawan-lawan masih mampu bersaing. Itu masih bisa kita kencengin lagi. Mungkin karena situasi pandemi kurang sering ikut lomba. Cuaca juga kurang panas ya, dari pagi cenderung mendung terus.”

 

 

WS memberikan hasil yang memuaskan, dua kali juara 1 di kelas utama Vaganza (tiket 1 juta), juara 1 kelas Radja, dan juara 3 kelas Bali. “Sebagai event akbar pembuka setelah pandemi di Bali, ini hasil yang sangat membanggakan.”

WS sebenarnya sudah cukup lama didapat, sekitar 2 tahun yang lalu dari Sinyo Bing BWI. “Kalau soal materi sudah okelah, secara kriteria saya dengan acuan Histeris sudah masuk, meski belum sampai selevel tentu saja. Tapi sekitar satu tahun rewel, tidak mau tampil bagus.”

Dalam 3 bulan terakhir, WS mulai menunjukkan penampilan yang stabil dan terus meningkat perfomanya. Puncaknya, atau event paling akbar yang kemudian diikuti tentu saja Bali Vaganza. Dalam 3 bulan terakhir di Bali memang belum ada event akbar yang membuka sampai 2 lapang, hingga ada Bali Vaganza.

 

 

Tapi, WS sudah merasakan juara di hampir semua EO, mulai PBI, BnR, Ronggolawe, RI, dan terakhir RGN di Bali Vaganza ini. “Akhirnya WS mau tampil setelah rewel setahun, kenapa. Pertama, setelah ganti perawat atau mekanik. Ke dua, setelah burung saya pindah ke rumah lainnya.”

Soal ganti perawat, menurut Agung bukan soal pintar atau tidak pintar. Baginya, namanya menampilkan burung itu juga butuh kecocokan, jodoh. Kalau tidak jodoh, mau sepintar apa pun, mau seberapa panjang pengalamannya, pasti sulit.

 

 

“Nyatanya, belum ada kan orang atau perawat yang setelah ganti-ganti burung, jenisnya sama, katakan cucak hijau, selalu bisa menampilkan dengan baik. Pasti hanya salah satu saja yang benar-benar bisa meledak. Lainnya ya biasa saja atau bahkan gagal tampil. Tak usah jauh-jauh, perawat Histeris juga tidak bisa menampilkan beberapa jago penggantinya, padahal secara pengalaman juga dapat.”

Demikian juga soal rumah. Setelah satu tahun tidak ketemu solusi, Agung berpikir mungkin perlu suasana baru, perlu lingkungan baru. “Karena itu coba saya pindahkan, sekaligus yang pegang juga ganti. Berita baiknya, sejauh ini menunjukkan hasil yang bagus. Mohon dukunganya agar yang ini memang bisa cocok atau jodoh baik perawatnya maupun rumahnya, intinya burung mau tampil stabil dan terus meningkat sampai perfoma terbaiknya.”

 

Yang di desa, di kota. Yang ikut lomba atau sekadar didengar suaranya di rumah. Dari generasi ke generasi sudah memakai TOPSONG.

 

Bali Vaganza menjadi event akbar pertama dengan dua lapang yang digelar di Bali pasca pandemi. Tentu saja, panitia menerapkan standar pelaksanaan protokol dengan ketat. Begitu masuk area lomba/Taman Gong Perdamaian, para pecalang akan memantau suhu, mengawasi pemakaian masker, dan memastikan para peserta bisa saling jaga jarak.

Lomba memakai dua pagar. Hanya yang memiliki tiket dan akan menggantung burung yang bisa masuk pagar atau ring pertama, dan melihat burung dari luar pagar ke dua.

“Mohon maaf bila ini dianggap kurang nyaman, semua itu kami lakukan untuk membatasi orang yang berada di dekat gantangan, supaya lebih bisa dikontrol jaga jaraknya. Kalau event ini bisa berhasil, bakal menjadi standar pelaksanaan event-event akbar berikutnya di Bali, termasuk menjadi catatan pihak berwenang dalam mengeluarkan ijin lomba.”

 

Apapun problem "bunyi" pada burung Anda, dari mulai MACET sampai hanya mau tampil angot-angotan, berikan MONCER-1, tunggu beberapa hari, langsung JOSS.

 

Meski dalam pelaksanaannya tidak mudah, Asep tetap mengucapkan terima kasih kepada seluruh rekan kicaumania yang hadir. “Berkat dukungan semuanya dalam upaya menerapkan protokol, event ini bisa rampung dan menyelesaikan semua sesi yang sudah kita jadwalkan.”

Secara umum, lomba yang dihadiri oleh Mr. Prio Sutrisno selaku Ketua Umum RGN dan owner Radja Company, dipandu MC Abenk dan Rere berlangsung cukup lancar. Dimulai jam 09.15, selesai jam 16.30. Cuaca juga cukup mendukung, kendati mendung terus menggelayut, gerimis disertai hujan rintik-rintik baru turun setelah lomba rampung. [maltimbus]

 

DATA JUARA BALI VAGANZA, KLIK DI SINI 

KATA KUNCI: bali vaganza agung tatto cucak hijau ws

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp