AGUS BLACK JAZZ BERBINCANG DENGAN HARYONO ENGGAL PACITAN

AGUS BLACK JAZZ PONOROGO

Nunggu Momen Gantang Burung dengan Sangkar Black Jazz

Sabtu, 29 Mei 2021 - PROFIL

Di antara puluhan kicaumania lawas yang hadir di Grand Launching Puma BC di Sidoharjo (23/5), Wonogiri Timur, tampak Agus Black Jack dari Ponorogo. Di awal dekade 2000-an, namanya begitu moncer berkat aksi fenomenal kacer Black Jazz yang melegenda.

Di sini, Agus ternyata tidak bawa burung. “Hanya main-main saja, ketemu teman-teman sambil lihat-lihat burung juga, terutama kacer,” ujarnya kepada burungnews.com.

Setelah Black Jazz pindah tangan ke Edy PLN (kemudian berganti nama menjadi Anak Kampus) hingga kemudian mati, Agus memang mulai jarang terlihat di lapangan lomba.

“Sebenarnya masih main juga, hanya tidak seinten saat masih pegang Black Jazz, terus setelah itu prestasinya kan juga tidak sesering dan sefantastis Black Jazz, jadi ya jadi jarang terpantau media seperti tabloid Agrobur, he he. Tapi perlahan-lahan kemudian memang menepi, nyaris tidak turun lomba lagi, walaupun tetap memelihara burung buat dinikmati di rumah, baik di Ponorogo maupun di rumah sini.”

Agus juga mengungkapkan, dia ada rumah juga tak jauh dari gantangan. “Pas libur Minggu, ya sambil pulang kampung, kan tidak terlalu jauh juga Wonogiri – Ponorogo,” jelasnya.

Seusai lomba yang sudah rampung jam 15.00, burungnews pun diajak mampir ke rumahnya. “Tidak jauh kan, masih satu desa dengan gantangan tadi,” ujarnya sambil menyambut awak burungnews.

AGUS BJ DAN HARYONO ENGGAL BERBINCANG SANTAI DI GAZEBO

Tempat tinggalnya besar dan asri. Ada bangunan joglo besar sebagai pendopo utama, menghadap halaman yang cukup luas. Di sebelah pendopo ada taman yang cukup luas dengan beberapa gazebo.

Di sinilah om Agus menyambut para tamunya. Selain awak burungnews, juga tampak rombongan pak Haryono Enggal dari Pacitan.

“Saya masih nyimpan sangkar-sangkar lawas, termasuk yang dipakai untuk Black Jazz. Itu sudah nganggur 15 tahunan,” ujarnya. Om Agus pun mengajak burungnews masuk ke pendopo yang penuh dengan koleksi barang antik seperti sejumlah patung dan pernik-pernik kuningan beragam ukuran, seperangkat gamelan, juga alat musik klasik seperti bas betot.

Di antara koleksi-koleksinya, terselip dua sangkar ukir, satu sangkar murai batu, dan satu sangkar bundar untuk kacer yang dulu dipakai untuk Black Jazz. Dua sangkar itu kemudian di bawa ke taman luar.

SANGKAR KACER BLACK JAZZ (KIRI) DAN SANGKAR MURAI KOLEKSI AGUS PONOROGO

“Tadi saya nyaris gatal pengin nurunin burung dengan sangkar Black Jazz itu, tapi setelah saya pikir-pikir lagi, tidak jadi lah. Main-main saja ke gantangan,” ujarnya di depan burungnews dan pak Haryanto Enggal.

Meskipun begitu, Agus mengaku sudah mulai ancang-ancang untuk turun lagi. “Nunggu ada event yang lumayan besar lah. Saya mau pakai sangkar Black Jazz ini. Tidak muluk-muluk, misal bisa masuk juara 2-3 di event besar, sudah cukup buat tahap awal.”

Saat ini, Agus sedang terus menyiapkan gaco-gaconya biar bisa segera kembali ikut lomba lagi, khususnya ocehan. "Sementara sekarang bantu pemerintah dulu dalam konservasi dan pelestarian satwa."

Salah satu event yang tampaknya mulai dipertimbangkan sebagai ajang debut bagi Agus Black Jazz sepertinya Anniversary KHI Istimewa yang bakal digelar pada 20 Juni 2021 di Yogyakarta. “Semoga tidak ada halangan, jago dalam kondisi siap, lomba pun bisa berlangsung sesuai jadwal dan lancar dari awal sampai akhir.”

BROSUR NEW KMT CUP 1 WONOGIRI, KLIK DI SINI

BROSUR LAUNCHING KHI GUNUNGKIDUL, KLIK DI SINI

BROSUR ANNIVERSARY KHI ISTIMEWA YOGYAKARTA, KLIK DI SINI

KATA KUNCI: agus black jazz kacer black jazz