VIKY APOLO SF. GARENG SIAP KE SOLO FAIR BATTLE

17th ANNIVERSARY KRAJAN, #2

CH Gareng, Panglima, dan Artomoro Meroket, Cendet Merapi Masih Eksis

Cucak hijau Gareng milik Mr. Viky Apollo SF tampil mengejutkan, tanpa diduga melesat podium atas. Meski sudah tidak muda lagi, CH Panglima juga masih bertenaga dan mampu bersaing.

Begitulah yang trerjadi di gelarna Anniversary ke-17 Gantangan Krajan, Minggu 22 Januari 2023. Gantangan yang terletak di tengah perkampungan ini horeg oleh kehadiran kicaumania dari berbagai daerah.

 

 

Antusiasme begitu besar, sejak sesi awal hingga akhir tetap ramai. Bayu, pengelola gantangan, akhirnya mengakui bila kelas atau sesi yang lebih dari 30 memang terlalu banyak.

“Dua sesi terakhir akhirnya juga kita batalkan, tapi tetap saja baru selesai sekitar 18.30, panitia dan terutama team juri pun kelelahan. Ini juga bahan evaluasi buat kami, karena kemarin sulit untuk menolak permintaan banyak kicaumania, termasuk komunitas, yang minta dibuatkan kelas tersendiri.”

 

Burung yang sebelumnya bunyi tiba-tiba MACET dan memBISU? Berikan MONCER-1 selama beberapa hari, lihat perbedaannya dalam 5-7 hari, dijamin langsung JOSS kembali.

 

Untu event berikutnya, Bayu akan mengurangi jumlah kelas. “Sepertinya yang ideal ya di angka 25 sesi maksimal ya. Ideal lah, sore jam-jam 16 sudah bisa selesai. Durasi penilaian juga bisa ideal 10 menit ketika peserta penuh-penuh seperti tadi.”

Di luar antusiasme kicuamania yang begitu besar, Gantangan Krajan juga mulai menerapkan sistem baru. Menggunakan 4 juri, sistem blok, ajuan terbuka. Setiap roling/blok, juri akan menancapkan bendera mentok, untuk menandai burung yang dianggap bagus, terutama secara kerja/durasi.

 

 

Supaya bisa dapat bendera mentok dari 4 juri, burung memang harus punya durasi yang mumputi di setiap rolling. Kalau pada salah satu proses rolling burung gembos atau dianggap kurang kerja, tentu juri tidak akan menancapkan bendera mentok.

Setelah rolling selesai di 4 blok selesai, juri akan banding-banding antara burung bintang di satu blok dengan blok lainnya. Hanya 24 G, secara teknis, banding-banding itu bisa dilakukan dari blok masing-masing, tanpa harus jalan keliling mendekati burung.

 

 

Burung yang mendapat 4 ajuan bendera mentok, belum tentu diajukan koncer A atau B. “Dari 24 burung, bisa jadi yang dapat 4 bendera mentok 10, 15, 20, atau bisa lebih kalau situasi saat itu burung memang pada kerja semua. Dari jumlah itu, kan mesti diperas lagi, kita hanya menyiapkan haidah untuk juara 1-5 saja. Sekali lagi, peraih 4 bendera mentok yang kemudian dapat nominasi, bukan berarti akan dapat koncer juara, tetapi burung juara pasti yang dapat bendera nominasi.”

Sistem yang dibuat dengan mengamati berbagai lomba ajuan terbuka saat ini, oleh Gantangan Krajan sedang diproses untuk mendapatkan hak cipta secara legal. “Orang lain mau pakai, boleh saja. Yang penting ngomong dulu, ada kulonuwun lah.”

 

 

Cucak hijau Gareng milik Viky Apolo SF meroket di kelas Zeus G24, pesertanya benar-benar full 24. Kemunculan Gareng tak diperhitungkan alias tidak termasuk jago unggulan.

Tampil gagah, kepala njambul, sambil sayap bergetar kecang. Gareng akhirnya berhak menduduki juara 1.

Viky meyakinkan, kemenangan Gareng diperoleh apa adanya. Sistem baru yang yang terbuka, gantangan juga tanpa pagar, peserta duduk dekat burung, tentu membuat bangga bagi pemiliknya.

 

BARU... TOPSONG PREMIUM, mengandung enzim alami serangga, burung lebih gacor, daya tahan lebih tinggi. Tersedia TOPSONG PREMIUM ANIS MERAHMURAI BATUHWAMEY (PREMIUM GOLD), LARK / BRANJANGANMINI PELETBEO.

Segera dapatkan di kios langganan Anda, buktikan perbedaannya.

 

Viky mengaku, Gareng burung baru satu bulan didapat dari seorang kawan, Gandi AU. Selama 20 hari, Gareng langsung digeber di lapangan, baik Latber maupun Latpres di wilayah Jogja Timur.

Hailnya memang cukup menjanjikan. Membuat Viky cukup pede dan bernyali membawa ke laga yang jauh lebih berat, Krajan.

Hasil di Krajan, membuat Viky makin pede untuk melangkah ke sejumlah event besar berikutnya. Mulai dari Solo Fair Battle (5/2) di Pradana Stadium Klaten, hinggga Jogja Istimewa (12/2).

 

FADHIL #72. ARTOMORO JUARA 1  CUCAK HIJAU B

 

Sementara itu, cucak hijau Panglima milik R3 Pontianak masih tetap bertenaga dan memberikan perlawanan hebat, kendati secara usia sudah tidak muda lagi. Sudah 5 tahun berkiprah, Panglima masih tetap eksis dan langganan meraih juara.

Masih di kelas Cucak Hijau, Artomoro milik Fadhil #72 tampil mencorong di kelas Panglima B. Mengandalkan irama lagu mewah dan power lantang, akhinya berhasil merebut juara 1. Artomoro hanya main satu kelas, karena di kelas Panglima A tidak kebagian tiket.

 

KG JOGLO. CENDET MERAPI DOBLE WINNER JUARA 1

 

Hal yang hampir sama juga diperlihatkan cendet Merapi, salah satu jago lawas milik KG Joglo. Penampilannya tetap menawan dan matang. Terbukti, masih bisa memborong dua gelar juara 1.

Merapi tercatat meraih posisi terbaik di kelas Santri dan Merapi. Sebelumnya Merapi sudah kerap memborong juara lintas EO baik Jogja hingga luar kota. [busro, maltimbus]

 

DATA JUARA ANNIV. GANTANGAN KRAJAN, KLIK DI SINI

 

 

BROSUR SOLO FAIR BATTLE:

 

BROSUR JOGJA ISTIMEWA:

 

BROSUR PIALA ANDHANG PANGRENAN:

 

BROSUR SOLO KOTA BUDAYA:

 

KATA KUNCI: 17th anniversary krajan ch gareng ch panglima ch artomoro cendet merapi

MINGGU INI

AGENDA TERDEKAT

Developed by JogjaCamp